WalikotaGorontalo, Marten Taha memimpin peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2021. (foto:hms) Kementerian Pendidikan dan Riset Teknologi RI termasuk Pemerintah Kota Gorontalo, kata Walikota Gorontalo, Marten Taha, konsisten terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan merdeka belajar.. Walikota mengatakan, empat upaya terus dikerjakan bersama +5 OLEHLeo Sutrisno Pada setiap bulan Mei, ada dua peristiwa penting yang diperingati secara resmi kenegaraan oleh bangsa Indonesia, yaitu Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) dan Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei). Bulan Mei 2020, bagi Indonesia juga menjadi 'istimewa' karena upacara peringatan kedua peristiwa itu dilaksanakan sacara virtual di dunia maya. Semua hanya mengandalkan yang
Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi perkembangan suatu negara. Oleh karena itu, setiap tahunnya Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional sebagai bentuk pengakuan akan pentingnya pendidikan bagi bangsa Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang Hari Pendidikan Nasional dan pentingnya pendidikan untuk masa depan Indonesia. Pengertian Hari Pendidikan Nasional Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei. Peringatan ini dimulai sejak tahun 1960 atas inisiatif Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa dan juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tujuan dari peringatan Hari Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa. Peringatan Hari Pendidikan Nasional pertama kali dilakukan pada tahun 1960. Namun, pada saat itu peringatan dilakukan pada tanggal 1 Mei. Barulah pada tahun 1972, tanggal peringatan dipindahkan menjadi tanggal 2 Mei. Hal ini dilakukan untuk menghormati kelahiran Ki Hajar Dewantara yang jatuh pada tanggal 2 Mei. Makna Hari Pendidikan Nasional Hari Pendidikan Nasional memiliki makna yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Peringatan ini mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Selain itu, Hari Pendidikan Nasional juga menjadi momen untuk mengingatkan kita bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara Indonesia dan harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Pentingnya Pendidikan bagi Masa Depan Indonesia Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju. Namun, untuk mencapai hal tersebut, pendidikan merupakan salah satu faktor kunci yang harus diperhatikan dengan serius. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendidikan sangat penting bagi masa depan Indonesia 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan negara. 2. Meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional Dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara lain di tingkat internasional. Hal ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. 3. Meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara Pendidikan juga dapat meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Dengan pendidikan yang baik, masyarakat akan lebih memahami betapa pentingnya peran mereka sebagai warga negara yang baik. 4. Meningkatkan toleransi antarwarga negara Pendidikan dapat membantu meningkatkan toleransi antarwarga negara. Dalam pendidikan, anak-anak diajarkan dalam menerima perbedaan dan menghargai keberagaman. Hal ini akan membawa dampak positif bagi terciptanya masyarakat yang harmonis dan damai. 5. Meningkatkan kemampuan inovasi dan kreativitas Pendidikan juga dapat meningkatkan kemampuan inovasi dan kreativitas masyarakat Indonesia. Dengan memiliki kemampuan ini, masyarakat akan lebih mudah mengembangkan potensi dan menciptakan peluang untuk berkembang. Tantangan dalam Pendidikan di Indonesia Meskipun pendidikan sangat penting bagi masa depan Indonesia, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa tantangan tersebut antara lain 1. Keterbatasan akses pendidikan Masih banyak masyarakat Indonesia yang sulit mengakses pendidikan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur dan juga ekonomi. 2. Kualitas pendidikan yang rendah Meskipun sudah banyak sekolah yang dibangun, masih banyak sekolah yang memiliki kualitas pendidikan yang rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas dan juga tenaga pengajar yang berkualitas. 3. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendidikan Masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang memahami betapa pentingnya pendidikan bagi masa depan mereka. Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa masih banyak anak yang putus sekolah. Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain 1. Meningkatkan akses pendidikan Pemerintah dapat membangun lebih banyak sekolah dan juga memperbaiki infrastruktur pendidikan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat. 2. Meningkatkan kualitas tenaga pengajar Pemerintah dapat meningkatkan kualitas tenaga pengajar dengan memberikan pelatihan dan juga meningkatkan upah mereka. 3. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan Pemerintah dapat melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti televisi dan juga internet. Kesimpulan Hari Pendidikan Nasional adalah momen penting untuk mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan bagi bangsa Indonesia. Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang pengertian, sejarah, makna, serta pentingnya pendidikan bagi masa depan Indonesia. Kita juga telah membahas beberapa tantangan dan solusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita jadikan peringatan Hari Pendidikan Nasional sebagai momen untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa Indonesia. FAQ Apa itu Hari Pendidikan Nasional? Hari Pendidikan Nasional adalah peringatan untuk mengingatkan akan pentingnya pendidikan bagi bangsa Indonesia yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Siapa yang mengusulkan Hari Pendidikan Nasional? Ki Hajar Dewantara Apa tujuan dari peringatan Hari Pendidikan Nasional? Tujuan dari peringatan Hari Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa. Mengapa pendidikan sangat penting bagi masa depan Indonesia? Pendidikan sangat penting bagi masa depan Indonesia karena dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional, meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, meningkatkan toleransi antarwarga negara, dan meningkatkan kemampuan inovasi dan kreativitas. Apa saja tantangan dalam pendidikan di Indonesia? Beberapa tantangan dalam pendidikan di Indonesia antara lain keterbatasan akses pendidikan, kualitas pendidikan yang rendah, dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendidikan. Apa solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia? Beberapa solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia antara lain meningkatkan akses pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
Kami mengucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada semua pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, penggiat dan pecinta dunia pendidikan di seluruh tanah air. Semoga apa yang kita darma baktikan dalam dunia pendidikan selama ini, termasuk bagian dari amal kebajikan," tambahnya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Opini Tentang Pendidikan Di IndonesiaAssalamualaikum wr kesempatan kali ini, saya akan menulis seluruh pendapat saya mengenai masalah pendidikan di Indonesia. Menurut saya tentang pendidikan di Indonesia yaitu, masih kurang baik. Karna tidak semua sekolah memenuhi standar pendidikan. Dan masih banyak anak-anak di Indonesia yang belum merasakan pendidikan yang layak dan bahkan putus sekolah. Dan di Indonesiapun ada istilah “suap-menyuap”, “beli nilai” dan bahkan ijasah pun bisa dibeli di Indonesia. Di Indonesia, sangat banyak sekolah yang tidak layak untuk dipakai sebagai tempat belajar atau untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Karena tidak adanya bantuan dari pemerintah setempat. Pemerintahan di Indonesia juga kurang memperhatikan sekolah-sekolah dipelosok-pelosok negri yang kita cintai ini. Keadaan sekolah ini sangat memprihatinkan. Dimana banyak anak-anak di Indonesia yang kurang mampu, namun mempunyai semangat belajar yang tinggi. karena masalah ekonomi, yang membuat pendidikan mereka terhambat, sehingga mereka sering terganggu dalam proses belajar mengajarnya karena tempat yang tidak layak dan sangat mengganggu. Seperti misalnya atap yang bocor saat hujan, atau bahkan banjir. Pemerintah kita tidak menyadari keadaan pendidikan di Indonesia yang sangat memprihatinkan ini, sedangkan sangat sering siaran televisi menyiarkan berita tentang pendidikan di Indonesia yang sangat memperihatinkan anggaran pendidikan di Indonesia tidaklah sedikit. Tetapi anggaran ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pendidikan. Banyak anggaran yang disalah gunakan oleh pihak yang berwenang hanya untuk kepentingan pribadi, anggaran pendidikan / uang bantuan sekola di “KORUPSI”, cukup miris pemerintah seolah tutup mata dengan kejadian-kejadian seperti ini. Semua pihak atau kalangan bawah merasa dirugikan karena adanya korupsi. Korupsi sangat mencoreng moral aspek pendidikan. Hal itu terjadi karena kurangnya pendidikan sebagai manusia, pastilah memiliki cita-cita. Dan dari sekolahlah kita memulai untuk belajar agar bisa menggapai cita-cita kita. Kita mulai belajar dan mendapat ilmu dan juga ijasah, surat yang paling dibutuhkan sebagai bekal masa depan kita, khususnya dalam berkarir. Dan lagi-lagi karna uang, orang yang tidak memenuhi pendidikanpun bisa mendapat ijasah hanya dengan “membeli” bahkan dengan nilai yang sempurna. Dan yang sangat tidak adil bagi masyarakat bawah adalah orang yang dengan mudah dan hidup lebih dari cukup yang bisa membeli ijasah beserta nilai-nilainya, bisa mendapat jabatan yang tinggi dengan upah gaji yang memuaskan pula. Tapi bagaimana dengan masyarakat kalangan bawah, yang hanya bermodalkan niat dan pendirian yang kokoh untuk mencapai pendidikan yang tinggi, yang belum terjamin masa depannya, kehidupan karirnya untuk mendapatkan kedudukan selayak usaha dan keahlian yang mereka punya. Semua sangat tidak adil. Masih adakah kesempatan untuk masyarakat kalangan bawah? Sekarang di Indonesia, kebanyakan bukan masalah yang paling utama, yaitu SKILL, namun seberapa besar uang “sogokan” nya. Hal ini bukan rahasia umum lagi pemerintah dan pejabat wewenang mengetahui kejadian ini tetapi lagi-lagi mereka menutup mata. Keadilan di Indonesia sudah mulai pudar orang dapat menghalalkan segala cara untuk bisa hidup dengan saja pemerintahan kita jauh lebih tegas pastilah tidak akan ada yang merasa dirugikan. Kurangnya aspek pendidikan keagamaan, akhlak dan berkehidupan bermasyarakat. Kembali ke masyarakat kalangan bawah, banyak anak-anak di Indonesia yang tidak bersekolah karna tidak memiliki biaya. Mereka menghabiskan hari-hari mereka untuk mencari uang, yang seharusnya dilakukan orangtua mereka. Mereka kebanyakan mencari uang dijalanan, menjadi tukang pengamen jalanan, peminta-minta dan bahkan ada juga yang bekerja sebagai tukang angkut, yang biasanya bebannya sangat berat, pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa. Sangat menyedihkan mengetahui mereka masih anak-anak dibawah umur, yang seharusnya mereka menerima pelajaran disekolah atau bermain dengan teman-temannya. Siapakah yang harus bertanggung jawab atas semua ini? Butakah para pemerintah yang “sudah pasti” pernah melihat kejadian seperti ini. Bagaimana dengan masa depan anak-anak itu? Masa depan bangsa kita? Pandangan Negara lain tentang kejadian ini? Bisakah pemerintah mendirikan pos untuk ana-anak ini mengetahui betapa penting dan berharganya arti pendidikan. Tidak perlu mewah dan megah, tetapi bisa membuat mereka mengerti. Saya yakin ada banyak sekali sukarelawan ataupun pahlawan pendidikan yang senantiasa membantu mereka. Ini semua juga demi masa depan bangsa kita. Tulisan saya ini memang hanya menjelaskan kelemahan pendidikan di Indonesia, namun bukan berarti tidak ada kelebihannya. Tidak sedikit anak atau pelajar Indonesia yang mengharumkan nama pendidikan Indonesia melalui pendidikan, apapun itu bentuknya. Banyak pelajar di Indonesia yang berhasil mengharumkan nama pendidikan di Indonesia, sampai keluar negri. Sayangnya, meski banyak sekali sekolah atau universitas di Indonesia, pelajar di Indonesia lebih banyak memilih melanjutkan pembelajaran diluar negri. KENAPA? Apa karena diluar negri lebih bagus, atau lebih memadai, atau karna gengsi? Sangat disayangkan pelajar di Indonesia lebih memilih sekolah diluar negri. Harapan kita semoga pelajar di Indonesia bisa membawa dampak positif, bukannya tertular dampak negative. Semoga pelajar di Indonesia bisa membawa nama baik dan menjaganya diluar cara memperbaiki system pendidikan di Indonesia? Di harapkan kepada pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan terkait untuk bisa lebih membuka matanya, untuk menyadari bahwa masih sangat banyak diluar sana anak-anak Indonesia yang membutuhkan uluran tangan dan hati nurani kita untuk muwujudkan keinginan mereka untuk merasakan pendidikan yang layak, untuk melangkah mencapai impian dan cita-cita yang mereka miliki, dan untuk memajukan generasi kita kedepannya. Bayangkan bagaimana kedepannya, keadaan Negara kita tanpa adanya pelajar-pelajar yang terdidik, yang mempunyai skill yang baik, yang bisa membawa perubahan di Indonesia. Bisakah pemerintah dan kita sebagai warga Negara Indonesia membantu mengurangi jumlah anak-anak jalanan yang kurang pendidikan? Indonesia membutuhkan para pahlawan tanpa tanda jasa, para relawan-relawan yang memiliki hati nurani. Indonesia membutuhkan “PERUBAHAN!” Berilah kesempatan kepada masyarakat kecil. Buatlah mereka merasa “MERDEKA” tanpa adanya penindasan dari masyarakat kalangan atas. Berilah kesempatan pendidikan kepada anak-anak Indonesia yang kurang juga mengajari kita untuk saling membantu. Pendidikan juga mengajari kita tentang kebaikan-kebaikan, tentang keagamaan, tentang pahala dan dosa. Semua ASPEK dalam kehidupan kita, bahkan hal yang terkecilpun telah diajarkan dari satu kata penuh makna dan penting dalam kehidupan kita, “PENDIDIKAN”.Apakah kita bisa tanpa pendidikan? TIDAK! Tidak akan ada rasa belas kasihan, kemanusiaan, bahkan tidak akan ada yang cerdas! Sekarang kita hidup di jaman serba modern yang semakin mempermudah kita mencapai pendidikan yang layak. Seharusnya kita malah harus semakin maju, berkembang pesat dan berpikir lebih cerdas dalam segala hal khususnya Pendidikan, karena apapun yang kita butuhkan, tersedia pada jaman serba modern ini. Namun, kurangnya minat kita, lebih banyak orang yang terlena dari pada memanfaatkan dan mengembangkannya. Dari pendidikan-lah kita belajar memanfaatkan. Jadi diharapkan pendidikan di Indonesia lebih diketatkan dan mengikuti perkembangan dunia sehingga kita tidak ketinggalan dari Negara saya untuk pemerintah dan dinas pendidikan terkait, “AYO!!!” kita perbaiki sistem pendidikan yang seharusnya kita perbaiki. Mulailah membuka mata hati kita untuk menegakan keadilan yang seadil-adilnya bagi masyarakat baik kalangan atas, menengah, maupun bawah. Kita sama-sama memberantas korupsi, kecurangan dalam bekerja lelang jabatan, pembelian nilai atau ijasah, yang akan hanya memperburuk sistem yang ada di Indonesia. “mari kita majukan pendidikan di indonesia dengan aspek dan moral yang baik untuk indonesia yang baik ”“SUKSES PENDIDIKAN MERDEKA INDONESIA”Wassalamualaikum wr wb. Lihat Pendidikan Selengkapnya
KUDUS Materi tentang agama Kristen Protestan dan Katolik di buku paket kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di buku paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinilai tak sesuai. Persoalan itu pun kini tengah menjadi sorotan. Herry Christanto, Kepala SMPK Kudus mengatakan, pihak sekolahnya saat ini
Logo Hari Pendidikan Nasional Hardiknas 2021Setiap tanggal 2 Mei Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari peran Ki Hajar Dewantara yang kini dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Atas jasanya, melalui surat keputusan presiden tahun 1959 itu, tanggal lahir Ki Hajar Dewantara ditetapkan menjadi Hari Pendidikan Nasional Hardiknas.Pada Hari Pendidikan Nasional 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengusung tema "Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar".Walau tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi esensi atau makna pendidikan harus tetap sama. Pendidikan adalah modal bangsa untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa. Melalui pendidikan akan melahirkan generasi unggul yang siap meneruskan perjuangan kata "pendidikan" terselip makna dan harapan. Berikut rangkuman makna dan harapan pendidikan dari berbagai generasi Audia Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRIPendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan. Dengan pendidikan bisa mewujudkan apa yang diinginkan. Pendidikan membuka semua yang tertutup dalam diri kita. Pendidikan juga membuat kita tidak takut untuk melangkah menapaki satu demi satu batu pijakan untuk mewujudkan semoga pendidikan selalu di nomor 1 kan oleh semua murid, orangtua, masyarakat, bahkan pemerintah. Terutama untuk pendidikan di daerah terpencil mesti ada perhatian yang Nurlaela Mahasiswi Institut Pendidikan Indonesia IPI GarutPendidikan itu proses pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan yang mana nantinya dari tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan juga sebagai bentuk memanusiakan faktor pendorong pendidikan, semoga sarana prasarana dan tenaga pendidik harus lebih ditingkatkan. Sebab 2 hal ini penting. Apalagi di pelosok-pelosok yang sering kali sarana prasarananya kurang memadai ditambah lagi pengelolaan pendidikan intern yang sering kali mengambil hak peserta didik dengan korupsi, ini bisa menghambat dari itu sarana prasarana, guru yang profesional, dan pengelola di dalamnya semoga lebih baik lagi, karena tidak sedikit guru yang mengajar tidak sesuai kompetensi keahliannya. Intinya peningkatan mutu pendidik dan sarana prasarananya perlu Ananda Hidayat frelencerPendidikan sejatinya tercermin dalam perilaku diri, tak peduli seberapa kertas angka yang Noer Rahmat FPSH HAM DepokPendidikan adalah suatu proses mengenal Sang Pencipta. Sebab Sang Pencipta memberikan kita akal untuk berpikir dan mencari ilmu pendidikan di mana saja supaya semakin mengenal Sang Mahasiswa Universitas PakuanPendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar” dan pendidikan itu luas universal.AnonimPendidikan sebagai jembatan menuju jalan peradaban yang memiliki moral baik dan generasi yang berwawasan Aditya Mahasiswa IPB UniversityPendidikan inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia. Khususnya perempuan. Perempuan berpendidikan dampaknya adalah pada kualitas sumberdaya keluarga, waktu nikah, dan Nulhakim Siswa SMAN 1 Tenjo BogorSatu kata yang amat penting, di mana seluruh manusia wajib mendapatkannya tanpa terkecuali. Melalui pendidikanlah manusia bisa dikatakan sebagai manusia. Dengan ilmu juga dapat membedakan antara manusia dengan Pratiwi GuruPendidikan adalah sebuah proses panjang yang luar biasa. Pendidikan adalah hal spesial yang tak bisa dimiliki semua orang. Pendidikan adalah milik orang-orang tulus yang ingin mengabadikan dirinya untuk belajar dan mengajarkan berbagai kebenaran dan pendidikan merata, yang kaya bisa berilmu setara dengan yang miskin, yang di pedalaman dapat menimba sebanyak yang di kota besar. Aamiin ya Indah Paramita Mahasiswa IPB UniversityHarapannya, pendidikan berkualitas berdasarkan minat dan bakat pelajar. Jangan semua mata pelajaran dipaksa untuk bagus makna dan harapan pendidikan. Kalau menurutmu apa makna dan harapan dari pendidikan?
OpiniHari Pendidikan Nasional: Pendidikan VS Pembangunan Fisik Era Orde Baru dan Orde Reformasi. Pendidikan adalah investasi yang mahal dan bersifat jangka panjang. Maka, pemimpin yang tidak memiliki visioner, lebih memilih pembangunan ekonomi dengan membangun jalan, jembatan dan mengundang investor sebanyak-banyaknya untuk berinvestasi.

› Opini›Refleksi Hari Pendidikan Setiap tanggal 2 Mei, merujuk kelahiran Ki Hadjar Dewantara, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional. Hari nasional tersebut ditetapkan melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Peringatannya setiap tahun memberikan ruang segenap warga bangsa merefleksikan hakikat dan ikhtiar kolektif mencerdaskan kehidupan bagi seorang pendidik, jika tampil ke depan, dia harus memberikan teladan yang baik. Manakala berdiri di tengah, harus menciptakan gagasan dan prakarsa yang baik. Manakala posisinya di belakang, pendidik tetap harus memberikan dorongan dan arahan. Keteladanan tokoh dan eliteSpirit etis pendidikan Ki Hadjar tersebut bermakna penting di tengah dinamika kehidupan bangsa dewasa para tokoh atau elite bangsa sebagai representasi manusiapendidik, bagaimanapun, kunci penting bagi ikhtiar pencerdasan kehidupan yang cerdas kehidupannya tidak saja merupakan amanat, tetapi sekaligus gambaran yang diberikan bapak bangsa dalam menyusun konstitusi dengan mengabadikannya ke dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun yang harus cerdas tak semata tiap-tiap warga bangsa, tetapi pola interaksinya yang berkorelasi dengan penguatan persatuan dan kesatuan. Karena itu, proses pendidikan tak semata-mata terkait pencerdasan secara intelektual, tetapi juga pematangan emosional, sosial, dan spiritual yang memperkuat karakter bangsa. Ikhtiar pemerintah memajukan pendidikan nasional dilakukan dalam bingkai mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang baik dan terarah berdampak pada pelejitan kualitas sumber daya manusia. Prosesnya tentu tak sebatas pembelajaran di ruang-ruang sekolah, tetapi juga melibatkan secara proaktif segenap pemangku kepentingan, dari keluarga, masyarakat, hingga dunia usaha dan dunia industri DUDI.Undang-Undang UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut merefleksikan perlunya sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan literasi yang komprehensif dalam bingkai moralitas bangsa Indonesia yang religius dan daya manusiaKebijakan pendidikan terkait erat dengan titik berat pembangunan nasional. Selama ini pemerintah telah gencar melakukan pembangunan infrastruktur yang manfaatnya semakin terasakan sebagai sabuk pemersatu bangsa, penguat interkonektivitas, serta pendorong proses ekonomi yang semakin efektif dan efisien. Seiring dengan itu, titik berat pembangunan ke depan akan mengarah ke pengembangan sumber daya manusia. Hal ini dapat segera dipahami, mengingat kemanfaatan infrastruktur akan semakin optimal manakala sumber daya manusianya semakin spesifik, dewasa ini, semua bangsa di dunia tengah dihadapkan pada perkembangan teknologi informasi yang bergerak begitu cepat. Kita telah masuk ke Era Revolusi Industri yang ditandai bekerjanya peranti-peranti digital baru serba canggih yang memadukan basis kinerja internet of thing, artificial intelligence, advance robotic, hingga big data analytics. Presiden Joko Widodo sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan tersebut. Revolusi Industri membutuhkan respons sumber daya manusia yang andal, sekaligus mampu menciptakan ragam peluang baru secara kreatif, justru di tengah ancaman disrupsi, ketika banyak jenis pekerjaan manusia tergantikan penguatan pendidikan karakter agar peserta didik senantiasa mengedepankan akhlak mulia, sopan santun, tanggung jawab, empan papan, serta berbudi pekerti luhur, proses pendidikan juga diarahkan ke penguatan keterampilan dan kecakapan yang selaras dengan kebutuhan pendidikan vokasi, misalnya, dilakukan guna mempersiapkan itu semua. Tentu saja hal tersebut bagian dari kebijakan yang lebih komprehensif, yang terkait pula dengan perbaikan mutu guru hingga kelengkapan sarana prasarana yang diakui, proses penyelenggaraan pendidikan kita masih dihadapkanpada sejumlah tantangan yang menjadi perhatian publik. Yang mengemuka, antara lain, masalah yang melingkupi guru dan tenaga kependidikan, hingga beberapa kasus tertentu yang viral ke media sosial melibatkan siswa. Intinya, masalahnya cukup kompleks. Semua itu membutuhkan respons kebijakan yang tepat dari pemerintah, sekaligus partisipasi aktif segenap pemangku telah menetapkan anggaran pendidikan nasional sebesar 20 persen dari total anggaran nasional. Namun, praktiknya, anggaran tersebut terbagi-bagi ke berbagai kementerian dan lembaga. Selain itu, seiring dengan implementasi otonomi daerah secara luas, anggaran pendidikan banyak tersalur pemerintah daerah melalui mekanisme dana alokasi umum DAU dan dana alokasi khusus DAK. Oleh karena itu, peran pemerintah daerah diharapkan semakin semua pihak dalam memajukan pendidikan mengingatkan kembali pada pesan Ki Hadjar Dewantara di atas, ”Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”. Ikhtiar memajukan pendidikan bagi hadirnya sumber daya manusia yang berkualitas tentu tidak semata-mata bergantung kepada pemerintah pusat, tetapi juga proaktifnya pemerintah daerah dan segenap pemangku kepentingan lainnya, terutama DUDI. Mari kita majukan pendidikan kita untuk songsong masa depan bangsa yang lebih baik. Selamat Hari Pendidikan Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

LebihDekat Dengan Bapak Pendidikan Nasional. Apabila berbicara mengenai Hari Pendidikan Nasional, nama Ki Hajar Dewantara menjadi yang pertama muncul di dalam pikiran. Kontribusinya dalam bidang pendidikan begitu besar sehingga beliau dianugerahi sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Berikut penjelasan lebih lengkapnya: 1. › Komisi masa depan pendidikan UNESCO meluncurkan laporan yang menegaskan bahwa arah dan tujuan pendidikan harus berubah. Sistem pendidikan dinilai telah keliru, terlalu menekankan keberhasilan individu dan persaingan. DIDIE SW-Di akhir 2021, komisi masa depan pendidikan UNESCO meluncurkan laporan berjudul ”Reimagining Our Futures Together”.Laporan ini menegaskan bahwa arah dan tujuan pendidikan harus berubah. Sistem pendidikan dinilai telah keliru menyebarkan keyakinan bahwa kenyamanan dan keistimewaan jangka pendek lebih penting daripada keberlanjutan jangka panjang. Sistem pendidikan terdahulu terlalu menekankan nilai keberhasilan individu, pembangunan ekonomi dan persaingan nasional, sambil mengorbankan kebersamaan, pemahaman kesalingtergantungan manusia, serta kepedulian ke sesama dan Bumi. Pendidikan berarah baru harus menjamin solidaritas, welas asih, etika, dan empati tertanam dalam di desain kegiatan belajar UNESCO, 2021.Namun, dunia hari ini berdasarkan tata nilai yang benar-benar baruJika mau jujur, kritik tajam dari komisi masa depan pendidikan di atas juga tak keliru jika ditujukan pada praktik pendidikan kita dan memang sejumlah negara lain juga memiliki strategi pendidikan berdasar nilai lama. Kenyataan itu perlu diakui sebagai bagian dari sejarah pendidikan saja sistem pendidikan terdahulu memang cocok menghadapi tantangan masa lalu. Namun, dunia hari ini berdasarkan tata nilai yang benar-benar baru. Kebersamaan seluruh umat manusia lintas negara serta budaya sedang ditantang guna menyelesaikan berbagai masalah dunia. Maka, sistem pendidikan nasional juga perlu merumuskan ulang arah pendidikannya berdasarkan tata nilai baru, seperti kebersamaan wabah Covid-19 telah menghentikan kesempatan belajar 1,6 miliar anak di dunia dan membuktikan kerentanan sistem pendidikan, situasi dunia belakangan ini ditandai pula dengan kemerosotan demokrasi dan meningkatnya keterbelahan bangsa serta kekerasan di masyarakat. Mundurnya demokrasi dan melemahnya kebangsaan tak hanya terjadi di negara Dunia juga RUU Sisdiknas Siapkan Pendidikan yang Adaptif dan Fleksibel dengan Perkembangan ZamanNegara adidaya AS, yang sebelumnya senantiasa dicitrakan sebagai benteng pertahanan demokrasi, pada 2021 untuk pertama kali dikategorikan sebagai negara yang demokrasinya sedang mundur International Institute for Democracy and Electoral Assistance, 2021. Sulit membayangkan upaya primitif seperti mempersulit warga negara melaksanakan hak pilihnya digelorakan di republik yang sudah tak muda lagi karena itu, tak mengejutkan jika komisi masa depan pendidikan UNESCO menyimpulkan kerapuhan planet Bumi, kemunduran demokrasi dan meningkatnya pengutuban, teknologi digital yang menghubungkan dan memecah belah, serta ketakmenentuan masa depan dunia kerja sebagai empat disrupsi atau usikan utama yang dihadapi dunia dan perlu ditanggapi institusi diresapi, indikasi empat usikan yang saling beririsan itu juga sudah terasa di Indonesia, maka ruang kelas kita juga tidak boleh steril darinya. Namun, bagaimana sistem pendidikan nasional mengalamatkan empat masalah global tadi?Sistem pendidikan nasional secara umum mempunyai sejumlah perangkat, seperti perundangan, peraturan, standar, kurikulum, capaian pembelajaran, buku teks, dan lainnya, tetapi juga perlu mengusung pesan utama atau adicita yang melandasinya. Adicita ini yang selanjutnya akan menjadi nyawa sistem pendidikan secara SWMaka, apa seharusnya nyawa sistem pendidikan Indonesia dalam tata nilai dunia yang baru ini? Jawabannya belum kita ketahui. Gagasan yang paling sesuai bagi Indonesia harus dicari bersama. Meski demikian, yang kita tahu pasti, adicita pendidikan itu harus sanggup menjadi kerangka guna membedah empat tantangan global usulan awal, gagasan seperti interconnectedness atau kesalingterhubungan dapat dijadikan sebagai kandidat adicita sistem pendidikan nasional dicatat, sejumlah kebijaksanaan luhur serta keyakinan masyarakat tradisional di Indonesia sesungguhnya sudah tak asing dengan pesan kesaling-terhubungan dalam kehidupan, yakni bahwa segala sesuatu di semesta ini saling terhubung. Oleh karena itu, walau sistem pendidikan nasional berlandaskan kesalingterhubungan berkepentingan dengan isu global, sistem pendidikan nasional tetap terhubung dengan lingkungan pendidikan nasional yang mengusung kesalingterhubungan sebagai tiang utamanya akan berkembang kokoh berlandaskan konsep yang jelas. Guru dapat merancang desain pembelajarannya dengan kreatif demi mutu belajar siswa karena sistem pendidikan ini luwes untuk dikembangkan, tetapi juga memberikan kerangka yang pendidikan nasional yang mengusung kesalingterhubungan sebagai tiang utamanya akan berkembang kokoh berlandaskan konsep yang tataran abstrak, empat usikan besar tadi dapat ditelaah menggunakan ”lensa berpikir” kesalingterhubungan dan telaah dilakukan menerapkan berbagai disiplin serta lintas disiplin pengetahuan. Sedangkan pada tataran pedagogi, interaksi siswa dan guru dalam pembelajaran juga akan menggunakan kerangka pengetahuan guru dan murid bukan lagi mengikuti model pemberi-penerima, tetapi menggunakan model pengetahuan sebagai milik dan dikembangkan bersama. Hubungan antarpengetahuan yang berkerangka kesalingterhubungan akan mendorong semangat kelintasdisiplinan. Tak lupa, ruang kelas menjadi laboratorium komunikasi dunia berwacana universal, seperti perubahan iklim dan ketimpangan ekonomi, tetapi juga tetap terhubung kuat dengan wacana di pada tataran pembelajaran, siswa membangun pemahamannya pada konsep kesalingterhubungan dengan alam. Sebagai ilustrasi, seperti di kurikulum kelas IX yang disusun Yukon First Nations Curriculum Working Group Yukon adalah sebuah teritori paling barat di Kanada juga menggunakan kesalingterhubungan sebagai gagasan utama juga Pendidikan Masa Depan Mesti Memperkuat Solidaritas GlobalDi kurikulum ini, dirancang kegiatan mengukur diameter batang pohon. Dari situ pelajar memperkirakan jumlah biomassa dan kadar nutrisi dari pohon-pohon di sekitar sekolah. Kemudian, siswa menghitung kandungan karbon setiap pohon dan penyerapan karbon dioksidanya. Dari pengalaman itu pula siswa membangun pemahaman bagaimana kesaling -terhubungan beraksi di planet saat yang sama, kegiatan komputasi dan pemanfaatan teknologi informasi dipelajari secara bermakna, tak sekadar manipulasi angka yang mekanistis. Gagasan utama kesalingterhubungan juga secara alami muncul pada saat siswa mempelajari konsep matematika seperti pola, fungsi, data, dan sebagainya. Kecuali itu, siswa telah terjun langsung mempraktikkan kesalingterhubungan disiplin sains, teknologi, matematika, dan kesadaran pada lingkungan hidup secara di pelajaran IPS, gagasan kesalingterhubungan itu dapat menjadi lensa guna membedah pengetahuan tentang pemerintahan dan jalinan kebangsaan. Dalam mata pelajaran bahasa, gagasan kesalingterhubungan ini menjadi lensa guna membedah struktur kalimat dan paragraf. Di mata pelajaran kesenian, kesalingterhubungan menjadi lensa berpikir guna membedah berbagai fenomena serta melalui sistem pendidikan ini, siswa membangun kesadaran untuk berkontribusi merawat lingkungan dan mengokohkan persaudaraan serta perdamaian. Secara paralel, para siswa tetap mengasah kecakapannya dalam disiplin matematika, sains, teknologi, serta kecakapan abad ke-21 lainnya secara terhubung satu sama lain dengan porsi waktu tetap sama. Kesalingterhubungan yang diusulkan di sini baru satu kandidat sebagai adicita sistem pendidikan dan tentunya sangat mungkin masih ada gagasan utama lain yang lebih nilai baruSetiap anak Indonesia, seperti teman sebayanya di negara lain, mendambakan sistem pendidikan yang berlandaskan tata nilai baru. Guna mewujudkan pendidikan seperti itu di Indonesia sama sekali tak mustahil, tetapi upaya sistematis menuju ke sana harus digarap pada tataran konsep dan teknis yang mendasar sekaligus rinci. Berbagai pembuatan undang-undang, aturan, dan kurikulum telah menyerap dana dan waktu, tetapi selalu jauh panggang dari Pranoto, Pengajar Matematika di ITBDOK. PRIBADIIwan Pranoto EditorSRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
PendidikanKarakter Modal Besar Pendidikan Aceh. Redaksi Sumberpost. 2 Mei 2021. Banda Aceh - Setiap tanggal 2 Mei, indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tahun 2021 masih sama dengan tahun sebelumnya, memperingati Hari Pendidikan Nasional ditengah pandemi Covid 19 jatuh pada hari Minggu 02/05/2021.
OPINI — Peringatan Hari Pendidikan Nasional Hardiknas lazimnya digelar dengan khidmat di setiap tanggal 2 Mei. Selain upacara bendera, ada sejumlah perlombaan yang digelar di sekolah, instansi pemerintah, maupun organisasi kemasyarakatan. Namun, di masa ketika banyak orang di dunia bersembunyi dari Corona, kegiatan-kegiatan tersebut akan Presiden Soekarno melalui Keppres yang menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Ki Hadjar Dewantara. Berdasarkan Keppres itu juga, hari kelahiran pelopor pendidikan pribumi ini ditetapkan untuk diperingati sebagai Hari Pendidikan ini, peringatan Hardiknas dilaksanakan di tengah protokol Covid-19. Ini tidaklah mengurangi makna dari spirit yang hendak disemai. Bahkan, di tengah kesunyian peringatan, boleh jadi memberikan “dividen” sebagai investasi pertumbuhan anak-anak data Badan Pusat Statistik BPS, jumlah peserta didik pada Tahun Ajaran 2017/2018 mencapai 45,3 juta jiwa. Lebih dari separuh jumlah tersebut adalah peserta didik tingkat SD 56,26%. Sementara SMP berjumlah 10,13 juta jiwa 22,35% dan SMA/SMK sebesar 9,68 juta jiwa 21,39%. Angka tersebut diperkirakan tak jauh berbeda dengan kondisi tahun jauh, BPS memproyeksikan jumlah anak-anak Indonesia usia 0-17 tahun pada tahun 2020 sebesar 79,373 juta jiwa. Ini berarti sekitar 30% dari jumlah penduduk Indonesia. Dengan kata lain, satu di antara tiga penduduk Indonesia adalah musim pandemi Covid-19, anak-anak itu berada “di-rumah-saja”. Pembelajaran sekolah mereka ikuti dari rumah secara daring. Kenyataan tersebut hendaknya tidak hanya menjadi respon terhadap Covid-19. Melainkan juga memberi makna terhadap Hardiknas dengan jalan mengambil manfaat dari situasi ini senafas dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan nasional Pasal 13 UU yakni, “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerjasama dari semua pemangku kepentingan. Masyarakat dan tentu saja keluarga memiliki saham yang tidak kecil dalam upaya pengembangan potensi peserta didik, sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan kaitan ini, konsep Merdeka Belajar, sebagai bagian dari cetak biru pendidikan nasional yang digagas Mendikbud Nadiem Makarim, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ada. Antara lain –dalam hemat kita– adalah dengan menempatkan pendidikan sebagai bagian dari proses pembudayaan, dan bukan sekedar “persekolahan”.Para pendiri bangsa founding fathers dengan sangat baik telah merumuskan tujuan kehidupan bernegara kita yakni, salah satunya, adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal ini tersurat dalam Alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945, dan menjadi roh regulasi pendidikan kita sudah sampai pada tujuan itu? Lantas, bagaimana seharusnya memaknai tujuan tersebut? Manfaat apa yang dapat dipetik dari Hardiknas di tengah pandemi COVID-19 saat ini?Pendidikan KeluargaMenurut hemat kita, tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 bukanlah sebuah “terminal akhir”. Melainkan sebuah “proses” yang harus berlangsung terus menerus dan secara berkesinambungan. Sebuah proses pembudayaan dalam kehidupan berbangsa dan berpendapat, bahwa pendidikan di sekolah saja tidaklah mencukupi. Setiap anak dan peserta didik memiliki keunikan dan bakat masing-masing. Apalagi ilmu dan pengetahuan masa kini berkembang sedemikian cepat. Tak jarang, apa yang dipelajari hari ini bisa menjadi “basi” dalam waktu yang tidak juga dengan pencapaian mengagumkan di bangku sekolah. Tidak otomatis menjadi dasar penilaian kemampuan seseorang. Banyak contoh menjelaskan tidak semua murid cemerlang di bangku sekolah menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Sebaliknya, banyak murid tidak menonjol di sekolah namun kemudian berhasil menjadi tokoh tentu bisa menyebut Thomas Alfa Edison, penemu lampu pijar dan pemilik lebih hak paten, yang sejak usia sebelas tahun diberhentikan oleh sekolah karena dianggap tak mampu mengikuti pelajaran. Sebut pula Mark Zuckerberg bos Facebook, Bill Gates dan Jack Ma keduanya orang terkaya dunia, George Washington dan Abraham Lincoln keduanya mantan Presiden Amerika dan tidak pernah sekolah tinggi.Di Indonesia, Anda bisa menyebut Adam Malik mantan Wakil Presiden RI yang cuma lulusan SD, Susi Pudjiastuti mantan Menteri Kelautan yang hanya lulusan SMP, atau Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN yang berhenti atau DO di Semester IV. Daftar ini tentu masih dapat diperpanjang. Termasuk yang berlatar belakang pengusaha, politisi, seniman, artis, dan saja hal itu tidak berarti bahwa pendidikan sekolah tidak dibutuhkan. Melainkan mesti diperkaya dengan cita rasa pengalaman rohaniah dan pertumbuhan kecerdasan emosi untuk mengelola hubungan personal dan relasi ini dipotret dengan baik oleh Charles Darwin dalam otobiografinya, sebagaimana dikutip EF Schumacher 1973 “Hilangnya cita rasa itu berarti lenyapnya kebahagiaan, barangkali merusak kecerdasan dan lebih-lebih lagi mungkin berbahaya bagi moral, karena hal itu melemahkan kehidupan emosi kita.”Kelemahan tersebut dapat diatasi oleh pendidikan keluarga. Aspek emosi ditumbuhkan menjadi sebuah kecerdasan yang menuntun anak menjalani cara hidup yang benar. Menggunakan kecerdasan emosi sebagai dasar penalaran dan pemecahan masalah dan meningkatkan aktivitas anak-anak bersama keluarga selama protokol COVID-19 akan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan kecerdasan emosi mereka. Orang tua dan keluarga inti sangat berperan. Jika ini dimaksimalkan, maka dalam satu generasi ke depan, Indonesia berpeluang menjadi negara saja, ada 79,373 juta jiwa anak Indonesia yang melewati masa pandemi COVID-19 bersama keluarga inti. Di antara itu, terdapat sekitar 44 juta anak yang berusia 0-9 tahun. Pengalaman “dilockdown” di-rumah-saja bersama keluarga akan mencerahkan dan meningkatkan kecerdasan emosi anak. Barangkali itu!Penulis adalah Penggiat Literasi dan mantan Ketua KPID Kaltim Beritadan foto terbaru Hari Pendidikan Nasional - Human Initiative Kaltim Resmikan Beasiswa untuk 124 Pelajar di Moment Hardiknas. Opini; Urbanlife; Techno; Travel; Otomotif; Kesehatan; TribunKaltimWiki.com; Indeks Berita; Mengenang Ki Hadjar Dewantara di Hari Pendidikan Nasional, soal hasil pemikirannya tentang pendidikan nasional Pendidikan merupakan sebuah proses untuk menjadikan pribadi manusia mengarah kepada hal yang lebih baik. Keberhasilan sebuah proses Pendidikan yang diinternalisasikan kedalam proses penerapan peningkatan akan ilmu pengetahuan harus dibuktikan dengan implementasi karakter atau akhlak dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana tertuang dalam UU No 20 Tahun 2020 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tatanan impelementasi Pendidikan akan berhasil apabila seluruh elemen yang terlibat seperti Lembaga Pendidikan baik formal maupun normal, orang tua, peserta didik, masyarakat dan tentu pemerintah dalam hal ini sebagai policy maker seperti kurikulum saling berpadu untuk memberikan penguatan tentu tidak hanya berfokus pada penyampaian atau penerapan ilmu pengetahun, akan tetapi dikuatkan dengan implementasi pengamalan karakter atau akhlak yang baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hari Pendidikan nasional tentu menjadi momentum untuk memperkokoh nilai kebangsaan. Nilai kebangsaan menjadi komponen yang penting sebagai sumber kekuatan untuk membangun serta mewujudkan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai kebangsaan sebagai sebagaimana terkandung dalam Undang-undnag Dasar 1945 dainataranya adalah nilai religius, nilai kemanusiaan, nilai produktivitas, nilai keseimbangan, nilai demokrasi, nilai kesamaan derajat, dan nilai ketaatan hukum tentu harus terimpelementasikan dengan baik sebagai wujud keberhasilan proses pembelajaran. Era kemajuan zaman tidak bisa dihindari, tentu memiliki dampak yang positif dan negative. Dampak positif dari kemajuan zaman yang dibuktikan denagn terus bertambah canggihnya teknologi seperti, kemudahan dalam akses dan proses pembelajaran yang lebih kekinian, mudahnya menjangkau referensi-referensi berbagi sumber keilmuan, kebabasan berpendapat yang bisa dilakukan secara cepat melalui dunia maya, dan tentu kontrol atau pengawasan terhadap iklim demokrasi negara kita yang semakin mudah diamati. Sealin itu, terdapat dampak negative yang harus bisa diantisipasi, seperti kontroling terhadap penggunaan gawai terhadap anak didik yang masih minim dilakukan oleh orang tua, terjadinya adu pendapat yang tidak sehat sehingga memunculkan konflik antar suku, agama, dan karena itu, kualitas Pendidikan sebagai alat untuk menciptakan karakter yang sesuai dengan nilai kebangsaan tentu harus kita sadari bersama, bahwa sejatinya sebuah proses Pendidikan yang baik, seluruh komponen memiliki kesadaran yang tinggi tentang masing-masing perannya sebagai pendidik, orang tua, masyarakat dan pemerintah, sebab terwujudnya good governance, iklim demokrasi yang baik, pemebentukan karakter anak bangsa yang sesuai tujuan system Pendidikan nasional, serta sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera tentu berawal dari Pendidikan yang berkualitas dan salah satu goal-nya adalah mampu memperkokoh nilai kebangsaan. Intan Kuntansih, Penulis adalah Kepala SMPIT AN-NABA Ciasem Cek Berita dan Artikel yang lain di Google NewsFOLLOW SOCMEDFB & IG TINTAHIJAUcomIG & YT TINTAHIJAUcomE-mail Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. X6eAgqI.
  • bud8nhiuor.pages.dev/153
  • bud8nhiuor.pages.dev/467
  • bud8nhiuor.pages.dev/152
  • bud8nhiuor.pages.dev/203
  • bud8nhiuor.pages.dev/305
  • bud8nhiuor.pages.dev/436
  • bud8nhiuor.pages.dev/106
  • bud8nhiuor.pages.dev/210
  • opini tentang hari pendidikan nasional